Selasa, 08 Juli 2008

PROSEDUR DAN TEKNIK PENGELASAN

PROSEDUR DAN TEKNIK PENGELASAN

Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan untuk pelaksanaan pengelasan yang

meliputi cara pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan rencana dan spesifikasinya dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Karena itu mereka yang menentukan prosedur pengelasan harus mempunyai pengetahuan dalam teknologi las, dapat menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti tentang efesiensi dan ekonomi dari aktivitas produksi. Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan harus dibuat prosedur tersendiri secara terperinci termasuk menentukan alat yang diperlukan yang sesuai dengan rencana pembuatan dan kualitas produksi.

Ø Perencanaan Prosedur Pengelasan

Prosedur pengelasan akan memberikan hasil yang baik bila sebelumnya telah dibuat

Rencana tentang jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat-alat yang diperlukan, bahan-bahan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan, perlakuan setelah pengelasan, pengaturan pekerjaan dan lain-lainnya.

Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai

untuk tiap-tiap sambungan las yang aada pada konstruksi. Dalam hal ini tentu dasarnya adalah efesiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin. Proses pengelasan yang dipilih harus sudah ditentukan dalam tahap perencanaan kontruksi. Dalam pemilihan ini sebaiknya dibicarakan diantara tiga yaitu pihak perencana, pihak pelaksana, dan pihak peniliti dilaboratorium dengan titik berat pada pelaksan. Dalam penentuan ini dengan sendirinya harus dipertimbangkan juga alat yang digunakan.

Ø Persiapan Pengelasan

Hal-hal umum

Mutu dari hasil pengelasan disamping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri juga

sangat tergantung dari persiapanya sebelum pelaksanaan pengelasan. Karena itu persiapan pengelasan harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang sama dengan pelaksanaan pengelasan. Persiapan umum dalam pengelasan meliputi penyedian bahan, pemilihan mesin las, penunjukan juru las, penentuan alat perakit dan beberapa hal lainnya lagi.

Dalam konstruksi baja umum proses las yang digunakan biasanya adalah las busur listrik dengan elektroda terbungkus, las busur listrik dengan pelindung gas CO2 dan las busur listrik terendam. Proses yang pertama paling banyak dan sangat umum dipakai tetapi kecepatan pengelasanya dan daya tembusnya lebih rendah bila dibandingkan dengan kedua proses yang lainya. Las busur listrik dengan pelindung gas CO2 mempunyai kecepatan dan daya tembus yang lebih tinggi tetapi memerlukan pelindung angin, komponenyang lebih banyak dan pengaturan gas. Pada las busur listrik terendam kecepatan dan daya tembus yang lebih tinggi lagi. Tetapi hanya dapat digunakan pada las datar saja dan lebih sesua untuk pelat tebal dari pada pelat tipis. Jelas disini bahwa masing-masing proses pengelasan mempunyai untung ruginya sendiri yang harus dipertimbangkan masak-masak dalam menentukan proses pengelasan yang akan digunakan.

Dalam menentukan alat-alat, disamping menentukan mesin lasnya sendiri, hal yang Juga tidak kalah pentingnya adalah penentuan alat perakit atau alt antu. Alat perakit ini adalah alat-alat khusus yang memegang dengan kuat bagian-bagian yang akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai bentuk yang tepat, jadi pemilihan alat Bantu yang tepat akan menentukan ketelitian bentuk akhir dan akan mengurangi waktu pengelasan.

(1) Persiapan Sisi Las

Setelah pentuan proses pengelasan. Maka geometri sambungan harus ditentukan dengan

memperhatikan tingkatan teknikdari bagian pembuatan, sifat kemampuan dan pengerjaanya dan kemungkinan penghematan yang akhirnya tertuju pada bentuk alur pada umumnya untuk pengelasan pelat dengan tebal sampai dengan 6mm digunakan alur persegi, untuk pelat dengan tebal 6mm sampai 20mm digunakan alur V tunggal dan yang lebih tebal dengan alur V ganda atau U tunggal atau ganda dan lain sebagainya.

(2) Posisi Pengelasan Dan Alat Pemegang

pengelasan yang terbaik ilihat dari sudut kualitas sambungan dan efesiensi pengelasan

adalah posisi datar. Karena itu dalam menentukan urutan perakitan,harus mengusahakan sejauh mungkin mengunakan posisi datar yaitu:

a) memungkinkan pelaksanaan pengelasan posisi datar sebanyak-banyaknya.

b) menahan dan menghalang I perubahan bentuk yang terjadi karena pengelasan atau memberikan perubahan bentuk mulauntuk mendapatkan kecepatan bentuk yang lebih tinggi.

c) memperbaiki efesiensi dengan memudahkan pelaksanaan pengelasan atau memungkinkan pengelasan otomatik dalam produksi besar-besaran.

(3) Las Ikat Dan Perakitan

Bagian-bagian yang telah dipersiapkan kemudian distel untuk dirakit. Dalam

Penyetelan Ini Seringkali bagian-bagian harus dihubungkan satu sam lain, dengan lasan pendek-pendek pada tempat-tempat yang dinamakan las ikat. Karena sifatnya sementara maka sering sekali las ikat ini dilakasanakan dengan sembarangan sehingga terjadi retak-retak dan ronga halus yang akhirnya akan menurunkan mutu lasan. Karena las ikat juga mempengaruhi kualitas maka dianjurkan agar las ikat juga harus dilaksanakan dengan baik dan oleh juru las yang mempunyai kualifikasi yang sama dengan juru las yang akan melaksanakan seluruh pengelasan. Kalau hal ini tidak dapat dipenuhi maka sebaiknya tempat-tempat yang nantinya tidak di las. Las ikat juga biasanya menggunakan elektroda yang sama jenisnya dengan elektroda untuk pengelasan yang sebenarnya.

(4) Pemriksaan Dan Perbaikan Alur

Bentuk dan alur turut menentukan mutu lasan, karena itu pemeriksaan terhadap

Ketelitian bentuk ukuranya juga harus dilakukan pada saat sebelum pengelasan, dalam hal ini yang penting adalah besarnya celah akar, yang harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Kalau celah akar lebih besar dari pada spesifikasi maka harus diadakan perbaikan seperlunya. Cara perbaikannya tergantung dari pada celah dan jenis sambunganya.

(5) Pembersihan Alur

kotoran-kotoran sperti karat, terak, minyak dan gemuk, debu, air dan lain sebagainya

bila bercampur dengan logam. Las dapat menimbulkan cacat las seperti retak, lubang halus dan lain sebagainya yang dapat membahayakan kontruksi. Karena itu kotoran kotoran tersebut harus dibersihkan sebelum pelaksanaan pengelasan yang sebelumnya juga harus dibersihkan juga sebaik-baiknya. Cara pembersihan kotoran tersebut ada dua macam yaitu cara mekanik dengan menggunakan sikat kawat baja, penyemprotan pasir dan lain sebaginya, disamping itu juga cara penyemprotan dengan apipada daerah yang akan dilas dengan tujuan menguapkan api,membakar minyak dan gemuk, menghembus terak dan merupakan pemanasan mula.

1 komentar:

kampung mesin mengatakan...

klo ngelas ada tingkatannya ga boss..