Senin, 23 Juni 2008

PERENCANAAN KONSTRUKSI LAS

PERENCANAAN KONTRUKSI LAS

Dalam bab ini akan dibahas klasifikasi sambungan las dan bentuk alur ampuh las.

Contoh-cotoh yang dipakai untuk hal ini diambil dari J,I,S yang sedikit banyak yang berhubungan erat dengan standar dari A.W.S. disamping klasifikasi juga akan dibahas secara singkattentang kekuatan sambungan las, mekanisme patah perubahan bentuk atau deformasi las dan tegangan sisa dalam lasan. Bab ini akan lebih mudah dimengerti bila mempelajarinya dikaitkan dengan pemilihan bahan dan penghindaran cacat las juga dibahas dan dihubungkan dengan prosedur dan perencanaan pengelasan. Untuk melengkapi akhir dari bukun ini ditambahkan standar bentuk alur kampuh dari JSSC (Japan Society of Steel Contruction).

Klasifikasi sambungan las

Klasifikasi Berdasarkan Jenis Sambungan Dan Bentuk Alur.

(1) Sambungan Las Dasar

sambungan las dalam kontruksi baja pada dasarnya dibagi dalam sambungan tumpul, sambungan T, sambungan sudut dan sambungan tumpang, sambungan dengan penguat dan smabungan sisi seperti yang ditunjukan dalam gbr. Pembagian lebih lanjut dari sambungan ini dapat dilihat, dalam gbr.

(2) Sambungan Tumpul

Sambungan tumpul adalah jenis sambunganyang paling efesien, sambungan ini dibagi lagi dalam dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan sambungan penetrasi menjadi sambungan tanpa pelat pembantu yang masih dibagi lagi dalam pelat pembantu yang turut menjadi bagian dari kontruksi dan pelat pembantu yang hanya sebagai penolong pada waktu proses pengelasan saja.

Bentuk alur dalam sambungan tumpul mempengaruhi efesiensi pengerjaan, efesiensi

Sambungan dan jaminan sambungan. Karena itu pemilihan bentuk alur sangat penting, bentuk dan ukuran alur sambungan datar ini sudah banyak distandarkan dalam standar AWS, BS, DIN, GOST, JSSC dan lain-lainnya.

Pada dasarnya dalam memilih bentuk alur harus menuju kepada penurunan logam las

Sampai kepada harga yang terendah tidak menurunkan mutu sambungan. Karena hal ini maka dalam pemilihan bentuk alur diperlukan kemampuan dan penglaman yang luas. Bentuk-bentuk yang telah distandarkan pada umumnya hanya meliputi pelaksanaan pengelasan yang sering dilakukan sehingga dalam pengelasan khusus bentuk alur harus ditentukan sendiri berdasarkan penglaman yang dapat dipercaya.

(3) Sambungan bentuk T dan silang;

Pada kedua sambungan ini secara garis besar dibagi dalam dua jenis yaitu jenis las

dengan alur dan jenis las sudut, hal-hal yang dijelaskan untuk sambungan tumpul diatas juga berlaku untuk sambungan jenis ini, dalam pelaksanaan pengelasan mungkin sekali ada bagian batang yang menghalngi yang dalam hal ini dapat diatasi dengan memperbesar sudut alur.

(4) Sambungan sudut ;

Dalam sambungan ini dapat terjadi penyusunan dalam arah tebal pelat yang dapa

menyebabkan terjadinya retak lamel, hal ini dapat dihindari dengan membuat alur pada pelat tegak seperti yang terlihat dalam pengelasan yang tidak dapat dilakukan karena sempitnya ruang maka pelaksanaanya dapat dilakukan dengan pengelasan tembus atau pengelasan dengan pelat pembantu.

(5) Sambungan Tumpang

Sambungan tumpang dibagi dalam 3 jenis. Karena sambungan ini efisiensinya rendah maka jarang sekali digunakan untuk pelaksanaan penyambungan konstruksi utama. Sambungan tumpang biasanya dilaksanakan dengan las sudut, dan las isi.

(6) Sambungan sisi

Sambungan sisi dibagi dalam sambungan las dengan alur dan sambungan las ujung. Untuk jenis yang pertama pada pelatnya harus dibuat alur sedangkan pada jenis kedua pengelasan dilakukan pada ujung pelat tanpa ada alur. Jenis kedua ini biasanya hasilnya kurang memuaskan kecuali bila pengelasannya dilakukan dalam posisi datar dengan aliran listrik yang tinggi.

(7)Sambungan dengan pelat penguat

Sambungan ini dibagi dalam dua jenis yaitu sambungan dengan pelat penguat tunggal dan dengan pelat penguat ganda. Sambungan ini mirip dengan sambungan tumpang. Dengan alasan yang sama dengan sambungan tumpang, maka sambungan ini pun jarang digunakan untuk penyambungan konstruksi utama.

Ø Klasifikasi Berdasarkan Cara Pengelasan

Sebenarnya banyak cara untuk mengklasifikasikan pengelasan, tetapi karena dalam hal ini akan di hubungkan dengan benttuk daerah las maka diambil klasifikasi yang didasarkan atas keadaan yang terjadi pada logam yang di las yaitu cair, padat dengan tekanan dan lain sebagainya. Berdasarkan ini sambungaan las dapat dapat dibagi dalam tiga jenis seperti diterangkan dibawah ini.

(1) Sambungaan Las Cair

Sambungan las cair adalah jenis yang paling banyak digunakan dalam konstruksi las yang masih dibagi lagi kedalam elektroda terumpan dan elektroda tak terumpan. Las busur listrik tangan, las busur listrik dengan pelindung gas dan las busur listrik terendaam kesemuanya termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda terumpan. Sedangkan las TIG termasuk dalam las busur listrik dengan elektroda tak terumpan.

(2) Sambungan Las Tekan

Jenis sambungan yang dapat dilakukan dengan sambungan las tekaan adalah sambungaaan tumpang, di mana pelaksanaannya dapat berupaa las ledakan, las gesekan atau friksi las ultrasonic las tekan dingin, lastekan panas dan las resisteansi.

(3) Sambungan Patri

Sambungan patri adalah semacam sambungan las yang menggunakan sifat metalurgi dimana ligam dapat dipadu pada temperatur yang lebih rendah dari pada temperatur cairnya. Logam patri biasanya mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari pada logam induk dan dibagi dalam dua jenis yaitu logam patri keras dan logam patri lunak yang dibedakan oleh suhu cairnya.

Ø Tanda – Tanda Gambar Dalam Pengelasan

Syarat-syarat dalam pengelasan sangat penting bagi mutu dari sambungan las, karena itu syarat-syarat tersebut harus disampaikan dengan baik dan tepat kepada juru las. Cara yang tepat adalah menempatkan tanda-tanda gambar pada gambar konstruksi. Tanda gambar ini telah di standarkan oleh AWS, JIS, BS, DIN dan system standar yang lainnya.

Tanda gambar las biasanya terdiri dari dua yaitu tanda gambar dasar dan tanda gambar pelengkap yang kedua-duanya ditempatkan pada garis tanda. Untuk meyakinkan mutu mutu las kadang-kadang ditambahkan tanda gambar uji yang menjelaskan jenis pengujian tak merusak yang harus dilakukan.

Ø Tanda Gambar Dasar Dan Pelengkap

Berdasarkan tanda gambar dasar, pengelasan dibagi dalam las alur, las sudut, las busur listrik dan las resistensi. Las alur diberi tanda sesuai dengan bentuk alur dan las resistensi di bedakan dalam jenisnya, misalnya las titik atau las garis. Tanda gambar pelengkap digunakan untuk menjelaskan penampakan, penyelesaian permukaan dan lain sebagainya dari permukaan las secara tertulis pada garis tanda.

Tidak ada komentar: