Kamis, 26 Juni 2008

PENCEMARAN LINGKUNGAN

Pencemaran Lingkungan

l Hal-hal yang Mencemari Lingkungan

Pencemaran yang dapat ditimbulkan oleh limbah ada bermacam-macam bentuk. Ada pencemaran berupa bau, warna, suara dan pemutusan mata rantai dari suatu tatanan lingkungan hidup atau penghancuran suatu jenis organisme yang akhirnya akan menghancurkan tatanan ekosistem. Pencemaran tersebut biasanya berasal dari limbah-limbah yang sangat berbahaya dalam arti memiliki daya racun (toksisitas) yang tinggi. Limbah-limbah yang sangat beracun pada umumnya merupakan limbah kimia. Biasanya senyawa kimia yang sangat beracun bagi organisme hidup dan manusia berupa senyawa-senyawa kimia yamg mempunyai bahan aktif dari logam-logam berat. Daya racun yang dimiliki oleh bahan aktif dari logam berat akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim dalam proses fisiologis atau metabolisme tubuh, sehingga proses metabolisme terputus. Disamping itu bahan beracun dari senyawa kimia juga dapat terakumulasi atau menumpuk dalam tubuh, akibatnya timbul problema keracunan kronis.

l Senyawa Kimia Sebagai Bahan Pencemar

Limbah domestik ataupin limbah industri, dibedakan atas kelompok limbah kimia organik dan an-organik. Limbah kimia organik, meski dalam rentang waktu yang cukup panjang, masih akan diuraikan oleh Mikroorganisme pengurai (dekomposer), untuk kemudian dapat digunakan kembali. Sedangkan untuk limbah kimia an-organik, tidak akan mengalami proses daur ulang, seperti sampah plastik. Disamping itu, senyawa-senyawa kimia an-organik yang mengandung unsur logam berat meski dapat terurai, tetapi menjadi limbah beracun yang merugikan manusia.

Untuk limbah industri, kerugian yang dapat ditimbulkannya lebih luas lagi. Limbah tersebut berperan sebagai bahan polutan ynag menjadi sebab terjadinya polusi (tercemarnya) suatu tatanan lingkungan yang dimasukinya. Polutan yag dihasilkan dari sektor industri dapat dibedakan atas 2 kategori yaitu:

1) Polutan dari hasil samping proses produksi

2) Polutan yang ditimbulkan dari penggunaan hasil produksi sepertii penggunaan pestisida.

l Pencemaran Oleh Pestisida

Pestisida pertama dibuat dengan menggunakan senyawa kimia aktif DDT. Ternyata, senyawa aktif tersebut merupakan senyawa kimia majemuk dan memiliki daya racun sangat tinggi, yang dimiliki oleh pestisida DDT dan DDE.. Secara relatif, senyawa aktif dari pestisida tersebut tidak larut dalam air, akan tetapi larut pada lemak dan senyawa lipid lainnya serta menempel kuat pada partikel-partikel. Sehingga perlakuan-perlakuan pertanian dengan memakai DDT dan DDE sebagai pestisida, akan mengakibatkan keracunan terhadap manusia yang mengkonsumsi hasilnya.

Senyawa DDT mempunyai daya racun yang sangat luas. Bahan aktif yang dikandung oleh pestisida tersebut tidak hanya membunuh serangga dan hama pertanian lainnya, tetapi juga dapat membunuh hewan ternak dan manusia. Banyak kasus keracunan DDT yang berakhir dengan kematian telah terjadi di seluruh dunia.

l Pencemaran Oleh Limbah Industri

Bentuk pencemaran akibat buangan industri dapat berupa pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah industri yang mengandung gugus logam berat. Sebagai contoh, terjadinya peningkatan kadar merkuri (Hg) di perairan Teluk Jakarta. Kenaikan kadar merkuri dalam perairan teluk Jakarta tersebut pertama kali dikemukakan oleh A.A Loeddin, kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan. Penelitian yang dilakukan pihak LON ( Lembaga Oseanologi Nasional- LIPPI) pada tahun 1983, ternyata hasilnya mendukung pendapat A.A Loeddin. Hasil penelitian tersebut menunujukan bahwa kadar merkuri dalam perairan teluk Jakarta telah mencapai 0,027 ppm; berarti hampir empat kali dari jumlah hasil penelitian yang dilakukan dua tahun sebelumnya.

Penelitian kadar merkuri dalam perairan teluk jakarta itu telah meninggalkan bekas bagi masyarakat Teluk Jakarta. Tercatat satu orang telah meninggal dan beberapa orang lain mengalami kelumpuhan, lidah kelu, dan sama sekali tidak memiliki daya. Penyakit itu nyaris sama dengan penyakit yang timbul di Teluk Minamata di jepang pada tahun 1950-an (Sumber: Pencemaran lingkungan, Tresna sastrawijata).

2.3 Pengaruh Logam dan Logam Berat

l Pengertian Logam

Istilah logam biasanya diberikan kepada semua unsur-unsur kimia dengan ketentuan atau kaidah-kaidah tertentu. Unsur ini dalam kondisi suhu kamar, tidak selalu berbentuk padat melainkan ada yang berbentuk cair.Logam-logam cair, contohnya, air raksa atau hidragyrum (Hg), serium (Ce) dan gallium (Ga).

l Pengertian Logam Berat

Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-logam lain, perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan. Logam berat berkaitan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup, sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk kedalam tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh, karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur logam berat baik itu logam beracun, seperti tembaga (Cu), bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fisiologi tubuh. Jika yang masuk ke dalam tubuh organisme hidup berupa unsur logam berat beracun seperti Hg atau disebut juga air raksa, maka dapat dipastikan bahwa organisme tersebut akan langsung keracunan.

Beberapa unsur logam sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk mempertahankan kehidupannya. Sebagai contoh, unsur logam besi (Fe), unsur ini berkaitan dengan Hb darah membentuk haemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen (O2) dalam darah.

Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup, selain itu juga dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh, logam air raksa (Hg), kadmium (Cd), timah hitam (Pb), dan Khrom (Cr). Meski dapat mengakibatkan keracunan, tetapi logam berat tetap dibutuhkan dan sangat penting. Logam-logam tersebut juga dinamakan sebagai logam-logam atau mineral-mineral esensial tubuh. Contoh logam berat esensial ini diantaranya, tembaga (Cu), seng (Zn) dan nikel (Ni).

l Logam-logam Dalam Atmosfir

Pada tatanan atmosfir yang melingkupi bumi juga ditemukan bermacam-macam jenis logam. Baik itu merupakan logam biasa seperti besi (Fe), magnesium (Mg), dan yang lainnya sampai pada logam-logam berat seperti (Cu). Logam-logam yang banyak ditemukan dilapisan atmosfir (diudara) diantaranya, merkuri (Hg), timah hitam (Pb) dan berium. Keberadaan dari logam-logam diudara, terutama pada logam-logam berat, dapat mencemari udara. Sebagai contoh, keracunan melalui udara yang ditimbulkan oleh kandungan logam merkuri atau air raksa di udara. Pencemaran udara oleh unsur-unsur logam dimulai sejak manusia mengenal dan melakukan penambangan logam dan dalam waktu singkat dapat memperlihatkan pengaruh buruknya. Sebagai contoh, penambangan logam mulia seperti emas (Au). Logam ini diperoleh dalam bentuk emas murni dan harus melalui pencucian dengan mengggunakan merkuri. Dalam pencucian tersebut, tidak dapat dihindari adanya tumpahan merkuri yang kemudian menguap dan bersatu di udara. Uap dari logam merkuri ini bila terhirup pada saat bernafas akan menimbulkan keracunan pada organisme yang menghirupnya.

Timah hitam atau (Pb) yang ada dalam tatanan udara, terutama sekali bersumber dari buangan (asap) kendaraan bermotor. Logam ini merupakan sisa-sisa pembakaran yang terjadi antara bahan bakar dengan mesin kendaraan. Melalui buangan bensin kendaraan tersebut, unsur Pb terlepas ke udara. Sebagian diantaranya akan membentuk partikulat di udara bebas dengan unsur-unsur lain, sedangkan sebagian lainnya akan menempel dan diserap oleh daun tumbuh-tumbuhan yang ada disepanjang jalan. Bensin yang dijual untuk di gunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor diberi campuran suatu zat adiktif yang merupakan senyawa tetraetil Pb dan tetrametil-Pb atau merupakan perpaduan kedua senyawa tersebut. Pencampuran dari senyawa –senyawa tersebut berfungsi sebagai bahan anti-ketuk pada mesin-mesin kendaraan bermotor.

Be merupakan logam beracun bagi manusia, sehingga EPA (Environmental Protection Agencies) di Amerika Serikat, pada tahun 1971, memasukan Be ke dalam bahan pencemar udara yang berbahaya. Masuknya logam Be ke udara merupakan hasil samping dari aktivitas manusia. Logam Be ini bersumber dari sisa-sisa buangan dari pabrik konstruksi pesawat terbang, pabrik pembuatan senjata mesin dan sebagai sisa dari bahan bakar roket di samping pembakaran batu bara.

1 komentar:

kampung mesin mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.